Halo sobat study, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Perjalanan Pendidikan Nasional dari Perspektif Ki Hadjar Dewantara. Happy Reading!!!
Pada tahap Eksplorasi
Konsep, Anda membaca tulisan teks pidato Ki Hadjar Dewantara pada penganugerahan
Honoris Causa oleh Universitas Gajah Mada pada 7 November 1956 dan Video
“Pendidikan Zaman Kolonial” untuk memberikan visualisasi bagi Anda untuk
melihat Perjalan Pendidikan Nasional secara kritis dalam membangun konsep
pemikiran Anda.
Setelah membaca tulisan
Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial, Anda membuat
sebuah tulisan argumen kritis tentang:
Argumentasi kritis
(minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan transformasi Ki Hadjar
Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
(Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya
untuk memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk
membimbing mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa
dapat melihat acuan referensi yang disajikan)
Jawaban:
Berdasarkan paparan
tulisan atau pidato dan juga video yang sudah saya saksikan, saya menangkap
makna bahwa para penguasa bangsa Belanda di Indonesia sebenarnya sama sekali
tidak memperhatikan soal pendidikan kebudayaan. Mereka sematamata mementingkan
pengajaran, yang intelektualitas serta materialistis, karena pendidikan di situ
semata-mata berupa pendidikan intelek. Hal ini tentunya akan berdampak bagi
penempuh pendidikan di zaman itu karena yang dipelajari hanyalah bagian
akademik saja dan menghilangkan kebudayaan-kebudayaan asli Indonesia atau yang
ada hanyalah kecerdasan pikiran tapi minimnya tentang pendidikan yang kultural.
Hal lain yang dapat
saya ambil adalah bahwa tidak sepenuhnya pendidikan di zaman kolonial itu
mutlak jelek. Pembelajaran seperti itu juga bagus serta untuk menambah
pengetahuan. Namun harus bersamaan dengan pendidikan kulural dan lingkungan
sebagai pusat pendidikan yang mulia.
Pendidikan zaman
kolonial hanya terbatas dan tidak semua orang bisa merasakan bagaimana duduk di
bangku pendidikan. Salah satu contohnya dapat kita lihat di video “Pendidikan
Zaman Kolonial” bahwa bupati mendirikan sekolah kabupaten hanya untuk mendidik
calon pegawai saja, selanjutnya ada kelas bumiputra yang lahir di tahun yang
sama yaitu 1854 yang hanya mengajarkan rakyat cara menulis, menghitung
seperlunya dan diadakan untuk mereka yang akan membatu usaha keluarga mereka.
Sangat terlihat jelas bahwa tidak semua rakyat bisa menempuh pendidikan, hingga
lahirlah Taman Siswa tahun 1922. yang menjadi gerbang emas munculnya semangat
jiwa kemerdekaan.
Pendidikan setelah
kemerdekaan sudah lebih teratur sistemnya yang tidak hanya dikatakan untuk
kecerdasan oikiran saja, tapi juga sudah ada kecerdasan kulturannya. Kondisi
pendidikan yang ada di Indonesia setelah merdeka mengarah pada perubahan proses
pembelajaran dan landasan pendidikan. Dan siswa Indonesia memiliki ciri
tersendiri dalam dunia pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menambahkan
berbagai budaya bangsa Indonesia yang dapat diwariskan kegenarasi selanjutnya.
Dan juga ada perubahan perubahan nama misalnya dahulu bernama “asrama”,
kemudian di zaman Islam menjelma jadi “pondok pesantren”. Ditambah lagi saat
sekarang ini sudah banyak pengembangan di bidang pendidikan. Dengan pembaruan
seperti kurikulum dan system pengajaran yang berpusat pada peserta didik
membuat perubahan yang diharapkan mampu memperbaiki pendidikan di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar