Logo

Logo
BSB Study Solutions

Sabtu, 19 Agustus 2023

MULAI DARI DIRI Topik 1 – Pembelajaran Sosial Emosional

MULAI DARI DIRI Topik 1 – Pembelajaran Sosial Emosional

Halo sobat study, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang emotional learning dalam Kehidupan Sehari-Hari. Happy Reading!!!



A.1. Mulai dari diri: Bagaimana mengenal atau mengidentifikasi emosi diri dalam kehidupan Anda sehari-hari.

Apakah Anda menyadari emosi Anda pada kondisi/situasi tertentu? (Misalnya saat bertengkar/memiliki konflik, apakah Anda menyadari bahwa Anda kesal, marah, dll.)

Ya, saya menyadari emosi saya pada saat situasi tertentu. Untuk emosi positif, saya tahu kapan saya bahagia, misalnya ketika melihat jawaban peserta didik saya mendapat nilai sangat baik di saat ulangan harian. Dan untuk emosi negatif, misalnya ketika berselisih paham dengan rekan kerja, saya akan merasa sedih karena merasa rendah diri, emosi negative yang sangat tidak baik untuk di tiru dan di pertahankan.

 

Apakah Anda mengalami kesulitan mengelola emosi tersebut?

Contoh: saya tahu saya marah, apakah mampu mengontrol? Apakah saya marah dengan meledak-ledak, atau bagaimana?

Ketika mengalami emosi positif, saya rasa saya bisa mengontrol. Ketika saya merasa bahagia, saya akan terlihat senang namun tetap pada kondisi yang stabil dan akan bersikap professional antara urusan pribadi dengan urusan kerja.

Untuk emosi negative tersebut, saya merasakan bahwa saya masih bisa mengontrol nya, karena ketika terjadi perselisihan dengan rekan kerja, baik saya yang salah atau bukan, saya mau meminta maaf kepada rekan kerja tersebut. Karena bagi saya mempertahankan silaturahmi sangat penting, saya takut jika menjadi dosa berkelanjutan.

 

Pada situasi seperti apa Anda sulit mengelola/mengontrol emosi?

(Misal saat saya sedih, dll)

Saya kesulitan mengontrol emosi ketika membaca buku atau menonton video yang berkaitan dengan kematian. Saya merasa sangat takut dan sedih hingga berlarut-larut.

 

Apa saja yang Anda rasakan saat berada di dalam situasi tersebut?

Misal: Saat saya sedih karena ada anggota keluarga yang meninggal 🡪 perasaan yang muncul adalah kebingungan, merasa bersalah, dll (respon bisa disesuaikan dengan kondisi yang Anda paparkan).

Saya merasakan dan bertanya-tanya kepada diri saya “Bagaimana jika saya meninggal sebentar lagi? Apa yang sudah saya persiapkan?”. Ketika mengalami kondisi seperti ini, saya menjadi ketakutan dan amat sedih hingga menangis dalam waktu yang lama. Menurut saya emosi yang seperti ini sulit di kontrol karena ketika mengalami hal demikian saya memikirkan banyak hal. Walaupun besoknya adalah jadwal kuliah atau sekolah, namun pada saat emosi seperti ini muncul saya bisa menangis sepanjang malam hingga subuh.

 

Usaha apa sajakah yang Anda lakukan untuk mengelola emosi Anda?

Misal: berusaha menahan air mata, mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, dl

Yang saya lakukan adalah memikirkan hal-hal yang akan saya ubah kedepannya dan mulai membuat planning baru untuk menjadi lebih baik. Saya menyadari bahwa iman manusia selalu naik dan turun, apalagi kita yang berada di lingkungan luar dan melihat banyak aktivitas manusia dalam kehidupan, ini akan mempengaruhi pola pikir kita. Sehingga membuat rencna adalah hal terbaik yang saya lakukan.

 

Apakah usaha yang sudah Anda terapkan tersebut efektif? Jelaskan!

Dalam jangka waktu tertentu, usaha/rencana yang telah saya terapkan itu cukup efektif. Saya menjadi tenang dan cukup bahagia dengan hidup yang saya jalani. Secara berproses saya bisa berubah walaupun terkadang masih melakukan kesalahan dan kekeliruan.

 

Menurut Anda, mengapa kita perlu mengelola emosi khususnya dalam pergaulan sehari-hari?

Emosi yang kita alami tidak hanya emosi yang positif, sehingga ketika munculnya emosi negative dan kita tidak bisa mengontrolnya, hal itu bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan sosial kita dengan orang lain. Misalnya pada saat perbedaan pendapat dengan teman dalam diskusi, kita tidak boleh egois dengan pendapat kita, itu akan mencitrakan bahwa kita orang yang keras kepala dan bisa merusak pertemanan kita. Semua orang bebas berpendapat, maka setiap hasil dalam rapat harus di diskusikan agar memperoleh suara bersama.

 

Pada bagian ini Anda diminta untuk melakukan refleksi emosi  saat melakukan relasi dengan orang lain dalam ruang lingkup pembelajaran.

A.2. Mulai dari diri : Relasi dengan orang lain

Anda pasti pernah menjadi seorang peserta didik. Menurut Anda bagaimana karakter guru yang baik?

Karakter guru yang baik bagi saya adalah 1) Guru yang mampu memperhatikan semua peserta didik tanpa terkecuali. Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik, karena ketika peserta didik diperhatikan, mereka akan memiliki semangat belajar. 2) Guru yang mampu bersikap professional (membedakan urusan pribadi dengan urusan kerja). Apapun yang terjadi di luar kelas adalah hal yang tidak sepatutnya guru bawa ke dalam kelas atau pembelajaran. Memperlihatkan wibawa guru yang baik dalam mengelola emosi adalah hal yang penting agar pandangan peserta didik menjadi positif terhadap guru. 3) Guru yang terus berinovasi dalam pembelajaran maupun teknologi. Kognitif bagi guru sangatlah penting, hal ini akan menunjukkan kemampuan guru saat mengajar di kelas, guru yang memiliki kognitif yang tinggi akan sangat terlihat oleh peserta didik di kelas, begitu juga sebaliknya. Dan juga tidak kalah pentingnya pada saat sekarang ini yaitu teknologi, guru harus mahir dalam teknologi karena hampir semua peserta didik sudah hidup di dunia teknologi, maka guru harus menyeimbangkan teknologi yang ada pada saat ini. Semakin banyak pengetahuan guru tentang teknologi dan pembelajaran maka itu akan semakin baik.

 

Bagaimana emosi yang seharusnya ditampilkan guru?

Emosi yang harus di tampilkan oleh guru adalah emosi positif yang sesuai dengan pembelajaran yang akan di bawakan. Tidak membeda-bedakan peserta didik, jika harus marah, maka guru sebaiknya marah dengan cara yang mendidik dan tidak meledak-ledak.

 

Menurut Anda, apakah Anda dapat menjadi guru yang inspiratif; menjadi teladan bagi peserta didik?

Menjadi guru inspiratif tentunya tidak mudah dan tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat, butuh proses untuk menjadi lebih baik. Namun dengan belajar dari pengalaman di lapangan dan juga melihat guru saat menjadi peserta didik dulu, maka sedikit demi sediki saya harus mampu meniru dan berinovasi yang baik agar menjadi guru yang inspiratif dan menjadi teladan bagi peserta didik

 

Melihat kondisi peserta didik saat ini dan metode pembelajaran yang beragam, tantangan apa yang akan dijumpai seorang guru? Bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut?

Kondisi saat ini memang sangat beragam dengan berbagai metode pembelajaran. Berdasarkan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini yaitu kurikulum merdeka, maka metode pembelajaran yang relevan di kelas juga sudah di tetapkan yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, misalnya problem based learning (PBL), discovery learning, project based learning (PjBL). Tantangan yang saya lihat dalam kondisi saat ini yaitu pengaruh ponsel di kelas atau saat pembelajaran berlangsung. Cara menghadapi tantangan yang seperti ini menurut saya  adalah dengan membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pembelajaran atau saat di awal semester dengan peserta didik, dan memastikan aturan itu berlaku bagi semua peserta didik tanpa terkecuali.

 

Apa dampaknya bila Anda tidak dapat mengelola emosi Anda ketika menghadapi tantangan tersebut?

Jika saya tidak mengelola emosi saya pada saat melihat tantangan atau pesemasalahan tersebut, bisa saja saya mengusir peserta didik tersebut setelah melakukan beberapa kali peringatan dan mengambil HP nya untuk diberikan kepada pihak guru BK.

 

A.3. Berikut adalah beragam situasi kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup sekolah. Anda diminta membayangkan kondisi tersebut. Bagaimana respon Anda terhadap situasi tersebut?

Guru menjelaskan tetapi peserta didik sibuk dengan aktivitas lain.
Atau
Selama pembelajaran daring, peserta didik tidak on-camera (tidak menyalakan kamera). Mereka juga jarang merespon.

Bagaimana respon emosi Anda? Bagaimana perasaan Anda?

Bagian pertama, ketika guru menerangkan dan peserta didik sibuk dengan aktivitas lain. Perasaan yang saya rasakan yiatu sedih dan kecewa, karena sama saja mereka tidak mendengarkan saya. Hal pertama yang saya lakukan adalah bertanya aktivitas apa yang mereka lakukan. Jika mereka mengerjakan tugas pada mata pelajaran lain atau bahkan mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, maka saya akan meminta mereka untuk menyimpan hal tersebut dan kembali melanjutkan pembelajaran, tidak lupa memberikan peringatan bahwa jika sampai tiga kali (sesuai kesepakatan kelas) kedapatan masih melakukan hal yang sama. Makan akan menerima konsekuensi yang di tetapkan.

Bagian kedua, Saat pembelajaran daring peserta didik tidak oncamera dan jarang merespon. Perasaan yang saya rasakan yaitu sedih dan merasa tidak dianggap serius oleh peserta didik. Hal yang saya lakukan adalah, sebelum memulai pembelajaran saya kan mengingatkan mereka bahwa pengambilan absen akan dilakukan secara acak saat pembelajaran berlangsung. Jika ketika saya panggil nama nya dan dia tidak memberikan repon, maka peserta didik tersebut saya anggap tidak hadir.

 

Guru mengajukan pertanyaan, peserta didik tidak ada yang menjawab
Atau
Menjawab sekenanya.

Bagaimana perasaan Anda ketika bisa mengontrol emosi Anda? Apakah efeknya? Bagaimana bila sebaliknya?

Bagian pertama, guru mengajukan pertanyaan dan tidak ada yang menjawab. Perasaan saya yaitu sedih. Ketika saya bisa mengontrol emosi saya, saya akan bertanya berulang agar mengetahhui bagian mana mereka yang tidak paham dengan yang saya jelaskan. Mungkin efeknya dengan stimulasi yang terus menerus akan membuat mereka mengerti bahwa saya bertanya agar mereka bisa lebih memahami materi. Jika sebaliknya, saya tidak bisa mengontrol emosi saya, maka saya akan langsung memberikan latihan kepada mereka tanpa menjelaskan kedua kalinya.

Bagian kedua, menjawab seenaknya. Perasaan saya yaitu merasa tidak di hargai. Ketika saya bisa mengontrol emosi saya, maka saya akan menganggap jawaban peserta didik tersebut sebagai bahan candaan atau hiburan di kelas, dan meminta peserta didik lain yang menjawab lebih serius sampai saya menemukan peserta didik yang serius saya akan terus memberi stimulus. Jika sebaliknya saya tidak bisa mengontrol emosi, maka saya akan mencatat bahwa kelakuan peserta didik tersebut dengan kelakuan negative.

 

Setelah mengerjakan Lembar kerja A1 sampai dengan A3, apakah Anda sudah mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dipelajari dalam modul pembelajaran sosial dan emosional ini? Apa hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Silakan kemukakan harapan dan ekspektasi Anda dan tulis di kolom berikut ini (bisa dikumpulkan/diunggah pada tautan berikut)

Harapan dan ekspektasi bagi diri sendiri

Saya berharap di kelas nantinya saya dapat mengontrol semua emosi yang timbul dalam diri saya baik emosi negative maupun emosi positif. Dalam pembelajaran saya juga berharap bahwa saya akan terus bersikap professional yang akan membedakan urusan pribadi dengan urusan kerja. Hal lainnya yang saya harapkan yaitu bisa menjadi guru yang isnpiratif bagi peserta didik. Baik dari cara mengajar, sikap, kognitif dan kemampuan teknologi yang saya miliki.

 

Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik Anda nantinya

Harapan saya pada peserta didik saya nantinya yaitu melihat peserta didik yang memiliki semangat belajar, bukan hanya untuk nilai yang tinggi, tapi mereka benar-benar ingin mengetahui tentang ilmu yang di berikan. Dan tidak menganggap sebagian ilmu itu tidak berguna. Secara umum saya berharap peserta didik yang ambisius namun tetap berakhlak mulia.

 

Thanks for reading, don't forget your feedback. Have a nice day.

0 komentar:

Posting Komentar

MULAI DARI DIRI Topik 1 – Pembelajaran Sosial Emosional

MULAI DARI DIRI Topik 1 – Pembelajaran Sosial Emosional Halo sobat study, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang emotional learn...