MULAI DARI DIRI Topik 1 – Pembelajaran Sosial Emosional
Halo sobat study, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang emotional learning dalam Kehidupan Sehari-Hari. Happy Reading!!!
A.1. Mulai
dari diri: Bagaimana mengenal atau mengidentifikasi emosi diri dalam kehidupan
Anda sehari-hari.
Apakah
Anda menyadari emosi Anda pada kondisi/situasi tertentu? (Misalnya
saat bertengkar/memiliki konflik, apakah Anda menyadari bahwa Anda kesal,
marah, dll.)
Ya, saya menyadari emosi saya pada saat situasi tertentu. Untuk
emosi positif, saya tahu kapan saya bahagia, misalnya ketika melihat jawaban
peserta didik saya mendapat nilai sangat baik di saat ulangan harian. Dan untuk
emosi negatif, misalnya ketika berselisih paham dengan rekan kerja, saya akan
merasa sedih karena merasa rendah diri, emosi negative yang sangat tidak baik
untuk di tiru dan di pertahankan.
Apakah Anda mengalami
kesulitan mengelola emosi tersebut?
Contoh: saya tahu saya marah, apakah mampu mengontrol?
Apakah saya marah dengan meledak-ledak, atau bagaimana?
Ketika mengalami emosi
positif, saya rasa saya bisa mengontrol. Ketika saya merasa bahagia, saya akan
terlihat senang namun tetap pada kondisi yang stabil dan akan bersikap
professional antara urusan pribadi dengan urusan kerja.
Untuk emosi negative
tersebut, saya merasakan bahwa saya masih bisa mengontrol nya, karena ketika
terjadi perselisihan dengan rekan kerja, baik saya yang salah atau bukan, saya
mau meminta maaf kepada rekan kerja tersebut. Karena bagi saya mempertahankan
silaturahmi sangat penting, saya takut jika menjadi dosa berkelanjutan.
Pada situasi seperti apa Anda
sulit mengelola/mengontrol emosi?
(Misal saat saya sedih, dll)
Saya kesulitan
mengontrol emosi ketika membaca buku atau menonton video yang berkaitan dengan
kematian. Saya merasa sangat takut dan sedih hingga berlarut-larut.
Apa saja yang Anda rasakan
saat berada di dalam situasi tersebut?
Misal: Saat saya sedih karena
ada anggota keluarga yang meninggal 🡪 perasaan yang muncul adalah
kebingungan, merasa bersalah, dll (respon bisa disesuaikan dengan kondisi yang
Anda paparkan).
Saya merasakan dan
bertanya-tanya kepada diri saya “Bagaimana jika saya meninggal sebentar lagi?
Apa yang sudah saya persiapkan?”. Ketika mengalami kondisi seperti ini, saya
menjadi ketakutan dan amat sedih hingga menangis dalam waktu yang lama. Menurut
saya emosi yang seperti ini sulit di kontrol karena ketika mengalami hal
demikian saya memikirkan banyak hal. Walaupun besoknya adalah jadwal kuliah
atau sekolah, namun pada saat emosi seperti ini muncul saya bisa menangis
sepanjang malam hingga subuh.
Usaha apa sajakah yang Anda
lakukan untuk mengelola emosi Anda?
Misal: berusaha menahan air
mata, mengalihkan perhatian ke kegiatan lain, dl
Yang saya lakukan
adalah memikirkan hal-hal yang akan saya ubah kedepannya dan mulai membuat
planning baru untuk menjadi lebih baik. Saya menyadari bahwa iman manusia
selalu naik dan turun, apalagi kita yang berada di lingkungan luar dan melihat
banyak aktivitas manusia dalam kehidupan, ini akan mempengaruhi pola pikir
kita. Sehingga membuat rencna adalah hal terbaik yang saya lakukan.
Apakah usaha yang sudah Anda terapkan tersebut efektif?
Jelaskan!
Dalam jangka waktu
tertentu, usaha/rencana yang telah saya terapkan itu cukup efektif. Saya
menjadi tenang dan cukup bahagia dengan hidup yang saya jalani. Secara
berproses saya bisa berubah walaupun terkadang masih melakukan kesalahan dan
kekeliruan.
Menurut Anda, mengapa kita perlu mengelola emosi khususnya
dalam pergaulan sehari-hari?
Emosi yang kita alami
tidak hanya emosi yang positif, sehingga ketika munculnya emosi negative dan
kita tidak bisa mengontrolnya, hal itu bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan
sosial kita dengan orang lain. Misalnya pada saat perbedaan pendapat dengan teman
dalam diskusi, kita tidak boleh egois dengan pendapat kita, itu akan
mencitrakan bahwa kita orang yang keras kepala dan bisa merusak pertemanan
kita. Semua orang bebas berpendapat, maka setiap hasil dalam rapat harus di
diskusikan agar memperoleh suara bersama.
Pada
bagian ini Anda diminta untuk melakukan refleksi emosi saat melakukan
relasi dengan orang lain dalam ruang lingkup pembelajaran.
A.2. Mulai
dari diri : Relasi dengan orang lain
Anda pasti
pernah menjadi seorang peserta didik. Menurut Anda bagaimana karakter guru yang
baik?
Karakter guru yang baik
bagi saya adalah 1) Guru yang mampu memperhatikan semua peserta didik tanpa
terkecuali. Hal ini akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik, karena
ketika peserta didik diperhatikan, mereka akan memiliki semangat belajar. 2)
Guru yang mampu bersikap professional (membedakan urusan pribadi dengan urusan
kerja). Apapun yang terjadi di luar kelas adalah hal yang tidak sepatutnya guru
bawa ke dalam kelas atau pembelajaran. Memperlihatkan wibawa guru yang baik
dalam mengelola emosi adalah hal yang penting agar pandangan peserta didik
menjadi positif terhadap guru. 3) Guru yang terus berinovasi dalam pembelajaran
maupun teknologi. Kognitif bagi guru sangatlah penting, hal ini akan
menunjukkan kemampuan guru saat mengajar di kelas, guru yang memiliki kognitif
yang tinggi akan sangat terlihat oleh peserta didik di kelas, begitu juga
sebaliknya. Dan juga tidak kalah pentingnya pada saat sekarang ini yaitu
teknologi, guru harus mahir dalam teknologi karena hampir semua peserta didik
sudah hidup di dunia teknologi, maka guru harus menyeimbangkan teknologi yang
ada pada saat ini. Semakin banyak pengetahuan guru tentang teknologi dan
pembelajaran maka itu akan semakin baik.
Bagaimana emosi yang seharusnya ditampilkan guru?
Emosi yang harus di tampilkan oleh guru adalah emosi
positif yang sesuai dengan pembelajaran yang akan di bawakan. Tidak
membeda-bedakan peserta didik, jika harus marah, maka guru sebaiknya marah
dengan cara yang mendidik dan tidak meledak-ledak.
Menurut Anda, apakah Anda dapat menjadi guru yang
inspiratif; menjadi teladan bagi peserta didik?
Menjadi guru inspiratif tentunya tidak mudah dan tidak bisa
dicapai dalam waktu yang singkat, butuh proses untuk menjadi lebih baik. Namun
dengan belajar dari pengalaman di lapangan dan juga melihat guru saat menjadi
peserta didik dulu, maka sedikit demi sediki saya harus mampu meniru dan
berinovasi yang baik agar menjadi guru yang inspiratif dan menjadi teladan bagi
peserta didik
Melihat kondisi peserta didik saat ini dan metode
pembelajaran yang beragam, tantangan apa yang akan dijumpai seorang guru?
Bagaimana cara menghadapi tantangan tersebut?
Kondisi saat ini memang sangat beragam dengan berbagai
metode pembelajaran. Berdasarkan kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini
yaitu kurikulum merdeka, maka metode pembelajaran yang relevan di kelas juga
sudah di tetapkan yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik, misalnya
problem based learning (PBL), discovery learning, project based learning
(PjBL). Tantangan yang saya lihat dalam kondisi saat ini yaitu pengaruh ponsel
di kelas atau saat pembelajaran berlangsung. Cara menghadapi tantangan yang
seperti ini menurut saya adalah dengan
membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pembelajaran atau saat di awal
semester dengan peserta didik, dan memastikan aturan itu berlaku bagi semua peserta
didik tanpa terkecuali.
Apa dampaknya bila Anda tidak dapat mengelola emosi Anda
ketika menghadapi tantangan tersebut?
Jika saya tidak mengelola emosi saya pada saat melihat
tantangan atau pesemasalahan tersebut, bisa saja saya mengusir peserta didik
tersebut setelah melakukan beberapa kali peringatan dan mengambil HP nya untuk
diberikan kepada pihak guru BK.
A.3. Berikut
adalah beragam situasi kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup
sekolah. Anda diminta membayangkan kondisi tersebut. Bagaimana respon Anda
terhadap situasi tersebut?
Guru
menjelaskan tetapi peserta didik sibuk dengan aktivitas lain.
Atau
Selama pembelajaran daring, peserta didik tidak on-camera (tidak
menyalakan kamera). Mereka juga jarang merespon.
Bagaimana respon emosi Anda? Bagaimana perasaan Anda?
Bagian pertama, ketika
guru menerangkan dan peserta didik sibuk dengan aktivitas lain. Perasaan yang
saya rasakan yiatu sedih dan kecewa, karena sama saja mereka tidak mendengarkan
saya. Hal pertama yang saya lakukan adalah bertanya aktivitas apa yang mereka
lakukan. Jika mereka mengerjakan tugas pada mata pelajaran lain atau bahkan
mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, maka saya akan
meminta mereka untuk menyimpan hal tersebut dan kembali melanjutkan pembelajaran,
tidak lupa memberikan peringatan bahwa jika sampai tiga kali (sesuai
kesepakatan kelas) kedapatan masih melakukan hal yang sama. Makan akan menerima
konsekuensi yang di tetapkan.
Bagian kedua, Saat
pembelajaran daring peserta didik tidak oncamera dan jarang merespon. Perasaan
yang saya rasakan yaitu sedih dan merasa tidak dianggap serius oleh peserta
didik. Hal yang saya lakukan adalah, sebelum memulai pembelajaran saya kan
mengingatkan mereka bahwa pengambilan absen akan dilakukan secara acak saat pembelajaran
berlangsung. Jika ketika saya panggil nama nya dan dia tidak memberikan repon,
maka peserta didik tersebut saya anggap tidak hadir.
Guru
mengajukan pertanyaan, peserta didik tidak ada yang menjawab
Atau
Menjawab sekenanya.
Bagaimana
perasaan Anda ketika bisa mengontrol emosi Anda? Apakah efeknya? Bagaimana bila
sebaliknya?
Bagian pertama, guru
mengajukan pertanyaan dan tidak ada yang menjawab. Perasaan saya yaitu sedih.
Ketika saya bisa mengontrol emosi saya, saya akan bertanya berulang agar mengetahhui
bagian mana mereka yang tidak paham dengan yang saya jelaskan. Mungkin efeknya
dengan stimulasi yang terus menerus akan membuat mereka mengerti bahwa saya
bertanya agar mereka bisa lebih memahami materi. Jika sebaliknya, saya tidak
bisa mengontrol emosi saya, maka saya akan langsung memberikan latihan kepada
mereka tanpa menjelaskan kedua kalinya.
Bagian kedua, menjawab
seenaknya. Perasaan saya yaitu merasa tidak di hargai. Ketika saya bisa
mengontrol emosi saya, maka saya akan menganggap jawaban peserta didik tersebut
sebagai bahan candaan atau hiburan di kelas, dan meminta peserta didik lain
yang menjawab lebih serius sampai saya menemukan peserta didik yang serius saya
akan terus memberi stimulus. Jika sebaliknya saya tidak bisa mengontrol emosi,
maka saya akan mencatat bahwa kelakuan peserta didik tersebut dengan kelakuan
negative.
Setelah
mengerjakan Lembar kerja A1 sampai dengan A3, apakah Anda sudah mendapatkan
gambaran tentang apa yang akan dipelajari dalam modul pembelajaran sosial dan
emosional ini? Apa hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Silakan kemukakan
harapan dan ekspektasi Anda dan tulis di kolom berikut ini (bisa
dikumpulkan/diunggah pada tautan berikut)
Harapan
dan ekspektasi bagi diri sendiri
Saya berharap di kelas
nantinya saya dapat mengontrol semua emosi yang timbul dalam diri saya baik
emosi negative maupun emosi positif. Dalam pembelajaran saya juga berharap
bahwa saya akan terus bersikap professional yang akan membedakan urusan pribadi
dengan urusan kerja. Hal lainnya yang saya harapkan yaitu bisa menjadi guru
yang isnpiratif bagi peserta didik. Baik dari cara mengajar, sikap, kognitif
dan kemampuan teknologi yang saya miliki.
Harapan dan ekspektasi bagi peserta didik Anda nantinya
Harapan saya pada
peserta didik saya nantinya yaitu melihat peserta didik yang memiliki semangat
belajar, bukan hanya untuk nilai yang tinggi, tapi mereka benar-benar ingin
mengetahui tentang ilmu yang di berikan. Dan tidak menganggap sebagian ilmu itu
tidak berguna. Secara umum saya berharap peserta didik yang ambisius namun
tetap berakhlak mulia.
Thanks
for reading, don't forget your feedback. Have a nice day.
0 komentar:
Posting Komentar